
Mimpi adalah cetak biru kesuksesan. Namun, antara niat dan kenyataan terbentang jurang yang seringkali bernama "Modal" dan "Keberanian". Kisah Nunus, seorang anggota CU Pancur Kasih dari Desa Pancaroba, adalah bukti nyata bagaimana jurang tersebut bisa dijembatani. Dengan dukungan finansial yang tepat, mimpi bertani seluas hampir satu hektar kini menjadi sumber panen terong hijau yang menginspirasi.
๐๐ง๐ฌ๐ฉ๐ข๐ซ๐๐ฌ๐ข ๐ฒ๐๐ง๐ ๐๐๐ซ๐ฎ๐๐๐ก ๐๐๐ง๐ฃ๐๐๐ข ๐๐ค๐ฌ๐ข
Bagi Nunus, ide bertani bukanlah hal baru, tetapi kematangan niatnya baru tercapai pada tahun 2025. Terinspirasi dari kesuksesan kawan-kawan di sekitarnya, Nunus bertekad untuk membuka lahan dan menanam 3.500 pokok terong hijau.
Sebagai petani pemula, ia tahu modal utama adalah kemauan. "Bertani ini sebenarnya tidak sulit. Yang penting kita mau aja," ujarnya. Ia merangkul proses belajar dengan totalitas: meminta bimbingan dari abangnya yang sudah berpengalaman, mencari tutorial di YouTube, dan aktif bertanya kepada sesama petani.
Tantangan datang dari masalah klasik pertanian: penyakit tanaman. Ia sempat kewalahan menghadapi penyakit layu Fusarium. Namun, bagi Nunus, bekerja di kebun bukan hanya tentang hasil, tapi juga tentang proses. Ia menyebut bertani sebagai salah satu "penghilang stres".
๐๐ ๐๐๐ง๐๐ฎ๐ซ ๐๐๐ฌ๐ข๐ก: ๐๐๐ญ๐๐ฅ๐ข๐ฌ๐๐ญ๐จ๐ซ ๐๐๐ซ๐ฐ๐ฎ๐ฃ๐ฎ๐๐๐ง ๐๐ข๐ฆ๐ฉ๐ข
Setelah perencanaan bertahun-tahun, Nunus menghadapi hambatan terbesar yang menghalangi aksinya: modal awal.
Di tengah kebingungan modal inilah, CU Pancur Kasih hadir sebagai solusi nyata. Nunus memutuskan untuk mencoba mengajukan pinjaman dan hasilnya sungguh memuaskan. Ia berhasil mendapatkan pinjaman yang digunakan untuk membiayai operasional dan pembukaan lahannya.
"Sampai sekarang sangat membantu. Selama ini aku di Pancur Kasih, untuk pinjaman itu tidak pernah rasanya dipersulit... prosesnya sangat nyaman." — Nunus
Kemudahan proses ini bukan hanya karena kebijakan CU yang berpihak pada anggota, tetapi juga karena prinsip tanggung jawab yang dipegang teguh oleh Nunus. Ia membuktikan bahwa kepercayaan dari CU dibalas dengan kedisiplinan mengelola dan mengembalikan pinjaman.
๐๐ฎ๐ค๐ญ๐ข ๐๐ฒ๐๐ญ๐: ๐๐๐ซ๐ข ๐๐ฎ๐ฅ๐ฎ๐ก๐๐ง ๐๐ข๐ฅ๐จ ๐๐๐ง๐ฃ๐๐๐ข ๐๐๐ญ๐๐ง๐ ๐๐ก ๐๐จ๐งDukungan modal itu langsung terlihat hasilnya di lahan. Setelah mulai panen di bulan Oktober, Nunus melihat hasil yang progresif dan memotivasi:
Panen Perdana: Sekitar 60-an kilogram.
Panen Kedua: 110 kilogram.
Panen Ketiga: Lonjakan signifikan mencapai 520 kilogram!
Peningkatan drastis ini adalah cerminan dari kerja keras yang didukung oleh permodalan yang memadai. Dengan harga jual terakhir Rp9.000 per kilo, usaha ini terbukti menjadi sumber pendapatan yang menjanjikan.
๐๐๐ฌ๐๐ง ๐๐ง๐ฌ๐ฉ๐ข๐ซ๐๐ญ๐ข๐ ๐ฎ๐ง๐ญ๐ฎ๐ค ๐๐ง๐ ๐ ๐จ๐ญ๐ ๐๐๐ข๐ง
Kisah Nunus adalah undangan terbuka bagi anggota CU Pancur Kasih lainnya yang sedang memendam mimpi usaha, khususnya di sektor pertanian.
Jangan takut untuk memulai. Itu adalah pesan utama dari seorang petani pemula yang kini menuai hasilnya.
"Bagi yang pemula, bagi yang masih mau juga berkebun, jangan takutlah. Karena hasilnya juga, kalau barang ini kita rawat dengan baik, hasilnya juga pasti bagus." — Nunus
Ia juga menekankan bahwa urusan modal kini semakin mudah: "Untuk kawan-kawan yang bingung untuk modal usaha... di CU sekarang sudah ada pinjaman untuk pertanian".
CU Pancur Kasih bukan hanya tempat menabung, tetapi mitra yang siap mewujudkan potensi anggota. Jika Anda punya niat kuat seperti Nunus, segera konsultasikan rencana usaha Anda dan wujudkan panen raya Anda sendiri.
Barage CU Malangkah Repo
(*Talaga)