Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar istilah literasi keuangan dan inklusi keuangan. Kedua istilah ini sama-sama penting dalam mewujudkan kemandirian finansial, namun memiliki makna dan peran yang berbeda.
Sebagai anggota KSP CU Pancur Kasih, memahami perbedaan ini dapat membantu kita lebih bijak dalam menggunakan layanan keuangan dan membangun masa depan yang lebih stabil.
Apa Itu Literasi Keuangan?
Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya bahaw, literasi keuangan adalah kemampuan seseorang untuk memahami dan mengelola keuangannya dengan baik.
Artinya, seseorang yang melek finansial tahu bagaimana mengatur pendapatan, menabung secara terencana, menghindari utang yang tidak perlu, serta berinvestasi untuk masa depan. Contohnya sederhana: ketika seseorang tahu cara membuat anggaran bulanan, membedakan antara kebutuhan dan keinginan, serta memiliki rencana keuangan jangka panjang — itu berarti ia memiliki tingkat literasi keuangan yang baik.Di CU Pancur Kasih, kemampuan ini sangat penting agar anggota dapat memanfaatkan berbagai produk simpanan dan pinjaman secara cerdas, bukan sekadar mengikuti tren atau kebutuhan sesaat.
Apa Itu Inklusi Keuangan?
Berbeda dengan literasi, inklusi keuangan lebih menekankan pada akses dan ketersediaan layanan keuangan.
Inklusi keuangan berarti semua orang, termasuk mereka yang tinggal di daerah terpencil, memiliki kesempatan untuk menggunakan layanan keuangan formal seperti koperasi, lembaga keuangan lainya, atau layanan digital seperti aplikasi Repoo by CUPK. Ketika anggota dapat dengan mudah membuka rekening, mengakses pinjaman, atau melakukan transaksi digital tanpa hambatan — inilah bentuk nyata dari inklusi keuangan. Inklusi membuka jalan agar semua orang, tanpa terkecuali, bisa berpartisipasi dalam sistem keuangan yang aman dan terpercaya.
Perbedaan Utama antara Literasi dan Inklusi Keuangan
Meski keduanya saling berkaitan, literasi keuangan dan inklusi keuangan memiliki fokus yang berbeda. Literasi keuangan menekankan pada pengetahuan dan pemahaman seseorang tentang cara mengelola uang dengan baik. Seseorang yang memiliki literasi keuangan berarti tahu bagaimana menyusun anggaran, menabung secara terencana, dan mengatur keuangan dengan bijak.
Sementara itu, inklusi keuangan lebih menekankan pada akses terhadap layanan keuangan.
Artinya, setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk menggunakan produk dan layanan keuangan formal — seperti memiliki rekening tabungan, mengajukan pinjaman, atau menggunakan aplikasi keuangan digital seperti Repoo by CUPK.
Secara sederhana:
Literasi keuangan adalah “tahu cara mengatur uang”,
sedangkan inklusi keuangan adalah “bisa menggunakan layanan keuangan.”
Keduanya penting dan saling melengkapi dalam membangun kemandirian ekonomi anggota CU Pancur Kasih.
Keduanya Saling Melengkapi
Literasi keuangan membantu kita mengerti cara menggunakan uang, sementara inklusi keuangan memastikan kita punya akses untuk melakukannya.
Tanpa literasi, seseorang bisa salah mengelola uang meskipun akses keuangan terbuka lebar.
Sebaliknya, tanpa inklusi, pengetahuan finansial tidak akan banyak berguna jika masyarakat tidak punya sarana untuk menerapkannya.
Maka dari itu, KSP CU Pancur Kasih terus berupaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan anggotanya melalui pelatihan, edukasi, serta inovasi digital seperti aplikasi Repoo, agar seluruh anggota dapat mengelola keuangannya dengan mudah, aman, dan bertanggung jawab.
Barage CU Malangkah Repo